Chinatown

Sebuah perpaduan unik antara kehidupan modern dan kebudayaan yang kaya, yang akan memberikan pengalaman yang tak akan terlupakan dan memperkaya wawasan, di Chinatown di Singapura. Mulai dari pemandangan pernuh warna dan berbagai acara semarak hingga daya tarik warisan budaya serta beragam hidangan dan belanja tanpa batas. Chinatown adalah paduan jiwa modern dan tradisional.

Chinatown, Singapore

Chinatown, Singapore

Setelah koloni Singapura didirikan oleh Sir Stamford Raffles pada tahun 1819, Chinatown berkembang menjadi kawasan pemukiman imigran Tionghoa. Pengaruh seni boga, perdagangan dan budaya yang dibawa oleh etnis Teochew, Kanton, Hokkien dan Hainan [empat kelompok suku besar Tiongkok] dari propinsi masing-masing melebur dengan indah di Chinatown.

Chinatown kini telah berubah seiring dengan berjalannya waktu, menyerap berbagai pengaruh tapi tidak meninggalkan budaya aslinya. Deretan ruko dari masa sebelum perang memperlihatkan inspirasi gaya arsitektur timur dan barat, serta warga sekitarnya yang beragam mulai dari penata seni modern hingga pekerja masa lalu seperti para penarik becak. Di jalanan, alunan musik klasik tionghoa terdengar bersama dengan Pop Mando dan hip-hop Asia.

Untuk menjelajahi kawasan budaya yang memikat hati ini, ada sejumlah program perjalanan napak tilas yang telah dirancang. Program utama, Essential Chinatown, akan menyuguhkan cita rasa warisan budaya, agama dan kuliner Chinatown. Oasis of Cool adalah program yang sangat berbeda, dengan memperlihatkan kilasan aspek-aspek Chinatown yang canggih dan modern. Program ini berlangsung sekitar dua jam. Sisa waktu luang bisa digunakan untuk mengambil dua rute tambahan – Extended Designer Trail dan Extended Walk @ Thian Hock Keng Temple – yang pastinya sangat menarik. Setiap rute membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Perhatikan juga Tanda-tanda Pusaka Budaya [Heritage Markers] di sepanjang jalan untuk panduan berkeliling Chinatown.
ESSENTIAL CHINATOWN
Menyusuri jantung Chinatown yang ramai di program ini, dimana terdapat banyak hal yang sangat sayang untuk dilewatkan. Banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi dan dilihat seperti keragaman arsitekturnya, sejarahnya, tempat-tempat ibadah. Berbelanja dan bersantap di sepanjang jalan yang ramai dengan pengunjung merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Berikut ini tempat-tempat yang bisa dikunjungi:

The Majestic berlokasi di 80 Eu Tong Sen Street adalah bangunan elegan bergaya art-deco dengan hiasan mosaik warna warni dari keramik pada bagian luar. Bangunan yang pernah menjadi teater opera Tiongkok dan kemudian gedung bioskop ini, dibangun pada tahun 1927 oleh mendiang konglomerat Eu Tong Sen sebagai persembahan kepada istrinya yang pernah ditolak masuk ke sebuah gedung opera

Yue Hwa Chinese Products Emporium terletak di 70 Eu tong Sen Street adalah gedung berlantai enam yang terletak di sebelah The Majestic ini juga dibangun oleh Eu, yang memiliki beberapa properti di sepanjang jalan yang memakai namanya ini. Bangunan yang sekarang ditempati Yue Hwa Cinese Products Emporium ini, dahulu adalah hotel yang memiliki lift penumpang pertama kali di Singapura

Bee Cheng Hiang bertempat di 189 New Bridge Road dan Lim Chee Guan di 203 New Bridge Road
Aroma sedap yang menggoda membumbung tinggi di udara di sepanjang jalan…ternyata berasal dari dua toko bak kwa atau daging barbekyu. Kelezatan aromanya mengundang antrean panjang di setiap kesempatan menjelang Tahun Baru Imlek.

Chinatown Heritage Centre di 48 Pagoda Street
Bagi mereka yang ingin memahami sejarah Chinatown, museum ini layak untuk dikunjungi. Berbagai pajangan multimedia, koleksi seni otentik, serta tiruan dari pemukiman Chinatown jaman dulu melukiskan betapa sulit kondisi hidup yang dihadapi imigran Tionghoa di masa lalu.

Chinatown Street Market berlokasi di Pagoda Street, Trengganu Street and Sago Lane.
Untuk memuaskan hasrat belanja di jalan dengan deretan kios dan toko penjaja pernak pernik perhiasan kecil, luisan, t-shirt, sutra Tiongkok, alat-alat berkilau dan suvenir lainnya. Kios-kios yang ada mulai dibuka jam 11 pagi hingga 11 malam setiap harinya.

“Nama Pagoda Street awalnya diambil dari nama menara di pintu masuk kuil Sri Mariamman, yang disebut gopuram atau menara berukir, bukan pagoda. Para pemilik rumah madat dan kuli pedagang, dulunya menguasai jalan ini. Banyak warga Tionghoa miskin yang diculik dari kampung halamannya atau dipaksa menjadi buruh kasar, mencoba meluapkan kerasnya hidup di rumah madat itu, namun berakhir menjadi pecandu dan semakin sengsara”

Smith Street, Temple Street and Trengganu Street
Pada akhir abad ke-19, kawasan ini dikenal berkat adanya Lai Chun Yuen di 25 Trengganu Street, sebuah teater opera Tiongkok paling populer pada masanya. Diva-diva opera dari Tiongkok dan Hong Kong tampil di sana setiap malam, sementara para penontonya menyeruput teh. Beberapa karya seni mewah masih bertahan di sana, seperti balkon dari kayu yang diukir denga indahnya, sekeliling gedung [keterangan lengkap ada di Heritage Marker]. Namun kita masih bisa menikmati opera Kanton di Chinese Theatre Circle di 5A Smith Street yang menampilkan kutipan kisah opera diselingi penjelasan dan hidangan teh pada hari-hari tertentu.

Chinatown Food Street bertempat di Smith Street dan Trengganu Street
Kios makanan di jalan, yang dulu menjadi ciri khas Chinatown kini hadir kembali. Bayangkan Chinatown jaman dahulu, saat kita membaur dalam cahaya dan bahana sambil menikmati sajian makan malam khas setempat. Kios-kios dibuka mulai jam 6 sore hingga 11 malam, Senin sampai Jumat, dan mulai jam 3 sore hingga 11 malam pada Sabtu dan Minggu.

Bagi yang suka nyamannya AC, juga terdapat restoran dan kafe tertutup. Ci Yan Vegetarian Health Food di 8 Smith Street adalah restoran Budha yang menyajikan set menu vegetarian sederhana. Kita juga bisa melepas penat dengan tenang di bangunan Budha lainnya, Jing-Si [arti: ‘pikiran yang tenang’] Books and Cafe di 25 Trengganu Street #01-12

Kreta Ayer Square
Di tempat nongkrong favorit para lansia di Chinatown ini, kita bisa menyaksikan mereka bercatur-China-ria atau sekedar duduk santai sambil mengobrol di bangku marmer. Cobalah berkeliling dengan becak dari Trishaw Park di taman ini. Atau nikmati kudapan dari dua toko kue kenamaan di Sago Street – Tai Chong Kok di no. 34 yang terkenal dengan kue bulannya, dan Leung Sang Hong Kong Long di no. 18. Coba juga Hu Zhen Long di no. 12 untuk produk-produk khas seperti minyak wijen, daging lobster panggang dan udang bawang atau Foon Moon Kee di no. 16 untuk minyak obat dan balsam

Chinatown Complex, Market and Food Centre di 335 Smith Street, berada di satu sisi taman. Tempat ini sangat besar, terkenal sebagai pasar makanan segar dan aneka makanan lokal siap saji. Kompleks ini sedang direnovasi saat ini dan akan dibuka kembali pada April 2008

“Sago Lane merupakan deretan ‘rumah-rumah duka’ dan toko penjual perlengkapan pemakaman di masa lalu. ‘Rumah-rumah duka’ yang terkenal ini [ditutup sejak 1961] terdiri atas ruang duka di lantai dasar dan ruang untuk orang yang sedang sekarat sambil melalui hari-hari terakhirnya di lantai atasnya. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa orang mati pun punya kebutuhan materi, karena itu mereka membakar sesaji yang menyimbolkan uang, rumah, mobil dan peralatan dari kertas untuk memastikan bahwa orang-orang tercinta hidup nyaman di alam baka. Praktek ini tetap dipertahankan dengan membuat tiruan kertas barang kegemaran masa kini deperti posel, kartu kredit dan laptop. Toko-toko tersebut sudah lama lenyap dari Sago Lane tapi kita dapat menemukan toko yang masih menjual sesaji dan peralatan ibadah di sekitar Banda Street”

Buddha Tooth Relic Temple and Museum bertempat 288 South Bridge Road adalah kuil yang megah dengan gemerlap yang dipersembahkan untuk Buddha Maitreya ini memiliki stupa terbesar di Asia, yang terbuat dari 420 kg emas murni, berhiaskan 201 rubi dan dikelilingi 35 patung Buddha lainnya. Kita dapat menikmati indahnya interior ruangan dalam saat tirai brokatnya disibakkan selama upacara yang dilakukan oleh para biksu setiap hari pada jam 4.30 pagi, 10.30 siang dan 7.30 malam. Museum kuil ini memajang sosok biksu terkemuka yang terbuat dari lilin dan karet serta artefak yang menceritakan sejarah agama Budha dan prakteknya di berbagai negara Asia.

Sri Mariamman Temple di 244 South ridge Road adalah Kuil India tertua di Singapura yang dibangun pada tahun 1827 ini, dipersembahkan untuk Dewi ibu Hindu. Menara luar yang indah dipenuhi ukiran patung dewa dewi. Juga terdapat altar dan langit-langit di bagian dalamnya yang penuh ukiran yang tak kalah megahnya. Mengunjungi kuil ini menjelang malam, kita akan disuguhi pemandangan berbagai upacara atau melihat penganut Hindu memberikan persembahannya.

Jamae Mosque bertempat di 218 South Bridge Road adalah masjid bersuasana tentram yang dibangun pada tahun 1830 – 1835, dan merupakan hasil rancangan George Coleman, perancang Singapore Parliament House lama [sekarang pusat kesenian], dan Armenian Church yang sudah melegenda di Armenian Street. Kenyataan bahwa masjid ini dirancang oleh seseorang yang juga merancang gereja, serta lokasi masjid, kuil India serta wihara Budha berada di jalan yang sama dan hanya terpisah beberapa meter saja, memperlihatkan bahwa toleransi beragama sudah merupakan jalan hidup masyarakat Singapura.

Eu Yan Sang Medical Hall di 267-271 South Bridge Road adalah sebuah toko yang merupakan bagian dari Chinese Medical Hall internasional yang didirikan ayah Eu Tong Sen. Di masa lalu, toko seperti ini menyimpan aneka jamu, kuda laut kering, tanduk rusa dan obat-obatan lainnya di dalam laci lemari kayu berukuran besar, dan menyiapkan obat untuk pelanggan berdasarkan resep dari tabib atau sinshe. Sekarang, keampuhan obat tradisional Tiongkok ini dapat diperoleh di toko-toko yang telah berubah menjadi modern ini dalam kemasan higienis berupa sachet dan botol. Tong Heng di 285 South Bridge Road adalah sebuah toko kue yang menyediakan kue tar telur yang terkenal. Maxwell Food Centre adalah pusat jajan terkenal yang dapat mengistirahatkan kaki kita yang penat sambil mencicipi nasi ayam Hainan yang lezat dan hum chim bang.

Sumber: http://jalanjalankesingapore.blogspot.com/2008/12/mengenal-chinatown-di-singapura.html